Kalau pernah dengar
celoteh “ dasar manusia, ga pernah ada syukurnya dikasi hati mau jantung ”… lahhh bener.. emang bener.. ane setubuh..!!
Kemarin saja, pas musim panas pada mengeluh, katanya bumi makin hot, kemana mana kalau siang pake bedak LDR pada luntur bedaknya, maunya minta bumi di guyur hujan.
Nah sekarang pas sudah musim hujan, ngeluh lagi, hujan gak berhenti alis ama
eyeliner udah di di lukis rapi dari rumah pada luntur juga kena air hujan, pengennya balik ke musim panas
lagi, lah emangnya mantan ente, minta balik :p
Bener bener dah, ni
manusia (ambil cermin) ga tau
berterimakasih, emangnya ente pikir Tuhan tuh kayak penyiar radio bisa request sesuka
hati ? “ Halo dear God, emm besok malam
minggu request donk, biar cuaca cerah kagak ujan, soalnya ane mo mojok sama hareem, kalau bisa
tambahin bintang juga ya Tuhan, biar romansenya dapat.. “ lah preet :p
Untuk tahun ini
diperkirakan hujan akan mengguyur Makassar hingga bulan Maret atau pertengahan
April (sumber : teman sekantor, sama sekali bukan BMKG). Menurut cowok pisces
penggemar batu tawas ini (sebut saja dia Ruslan, bukan nama samaran),
berdasarkan hitung hitungan kalender jawa, rata rata musim hujan parah akan berakhir sebulan setelah hari raya
Imlek.
Nah dengan kata lain
kegiatan out door ane, bakalan di
hentikan paksa hingga bulan April setelah musim hujan kelabu ini berakhir, ohh Puang…
So 3 bulan ini jadi
anak manis dulu ya,, makan bubur di pojok kamar, baca komik sinchan, nonton
film india, selfie, nyukur bulu kaki, bersihin telinga,
ama belajar saksofon :') .
Ahhh,, rindu mendaki. ..
Walaupun ane hanyalah
pendaki amatir, yang selama perjalanan lebih banyak istirahat buat makan &
selfie daripada serius mendaki, tapi
kadang ane rindu juga manjatin si gunung
:’( . Buka buka album foto ga sengaja liat foto waktu pas pendakian untuk
pertama kali ke G. Bulusaraung
huahahahha.
Flash back sedikit..
Pendakian ini, karena
merupakan pendakian pertama seumur hidup, jadi ga bisa dilupakan. Kalau ke
Bromo ga di itung ya,, cz waktu ke G.
Bromo naiknya lebih banyak pakai motor ga jalan ^_^ . Waktunya kalau ga salah sekitar awal juni 2014. Sialnya pas kita kesana kebetulan ujan deraaas..
huaaaa :’( . Bisa dibayangkan pemula
sekelas ane, dengan berat badan di atas batas normal, pengalaman mendaki Nol, hanya semangat
yang di gedein, manjat di musim ujan… haiyaaaaa.
Awalnya sih sudah dibesarkan
hati sama teman ane katanya tenang ini gunung yang paling rendah di sulsel
konon hanya sekitar 1350an Mdpl (ane bilang konon ya,, soalnya waktu muncak ane ga sempat bawa meteran .. :p) .
Kegiatan mendaki ini berkesan
banget, banyak sialnya tapi masih banyakan happynya.. :’)
Sialnya, yah bisa
ditebak karena ga disangka pas kesana ternyata ujan deras dan merupakan pengalaman pertama, jadi semua bawaan
ancur ancuran. Ga bawa jas ujan, alhasil tas dan isi isinya basah kuyup :p..
waktu itu juga karena belum ada pengalaman cenderung anggap enteng, persiapan kurang misalnya sandal yang
dipakai bukan sandal gunung, jadinya sepanjang perjalanan jatuh bangun mirip Kristina, bahkan di beberapa
titik harus ngesot gan, gegara capek terus terusan jatuh. Dan karena kapok dan traumatic *tsaaah, ane bersumpah ga bakalan muncak kalau musim
ujan.
Kesialan lainnya *emm..
nutupin muka* ane sempat kena sedotan lintahh hiaakss, masalah terbesarnya bukan
hanya pada rasa geli & sakitnya tapi pada posisi strategis yang dipilih lintah sialan
ini, ahhh gegara ini dada ane jadi besar sebelahh :’( .. Dugaan ane sih lintah ini mencari tempat hangat dan memilih untuk bermukim di dada ane sejak pos 4. Karena pas udah tiba
di mesjid ane kaget kenapa tuh lintah sudah kembung.. Bayangin saja, lintah
yang ukurannya sekecil lidi, pas di temuin saat ane bebersih di mesjid saat
sudah tiba, besarnya sudah kayak 2 jempol kaki yang disatukan ahhhhhh…. Sungguh lintah
sialan kamyyuu....%$%$%&$&%
Silikon mana silikon 0_0 .
Nah kalau happynya
jangan ditanya deh ada buanyaaaak bisa dapat sohib baru (yang utama donk), bisa
masak bareng , ngumpul sambil cerita lucu yang ga penting, foto rame rame,, ahh
sebenarnya kalau muncak gini buat ane pribadi jalan sampai ke puncak itu bukan
tujuan utama, Kebersamaan selama muncak itu yang paling impoten ^_^ . Kalau di ingat
ingat suka bikin sedih *ngunyah tissue*, walaupun baru dipertemukan di trip
ini, tapi sohib sohib ini sudah berbaik
hati sabar nemenin ane ngesot, , sempet sempetin nyimpan air minum & cuci
kaki selama jalan, pengangin ransel, bahkan di spot yang susah & bikin ane hampir
nyerah, mereka berbaik hati menggendong
badak betina ini hiksss :’( ahh cukup !!! musim hujan rentan mellow..
Oh ya cerita sedikit tentang
gunung ini, karena lokasinya yang paling dekat dengan pusat kota Makassar dan
cenderung tidak terlalu tinggi, tidak heran gunung ini menjadi primadona dan selalu ramai dikunjungi terlebih di akhir pekan. Lokasi Gunung ini sendiri berada Kec Balloci, desa Tompobulu Sulawesi
selatan. Hingga ke puncak, total 9 Pos
yang harus dilewati dengan start awal dari rumah kepala desa dengan tarif masuk Rp 3000,-. Waktu itu kami berangkat
selesai sholat magrib sekitar jam 7 malam dengan personil berjumlah 7 orang, 4 cowok & 3 cewek. Memakan waktu kurang lebih 5 jam hingga kami tiba di pos 9, dikarenakan
hujan yang lebat, jalan yang licin dan tentu saja karena dibebani oleh pendaki amatir => nunjuk diri sendiri huhuhuu :p . Di
pos 9 ini tempat kita pasang tenda buat
istirahat dan masak karena terdapat sumber air.
Pagi sekitar jam 7,
dengan kondisi menggigil sehabis hujan dan kabut serta angin kencang, kami
berhasil mencapai puncak G. Bulusaraung yang terjal & ekstrim dengan waktu hampir 20 menit.
Yeahhhh.. akhirnya untuk pertama kali ane berhasil muncaaak cruuut.... * benerin posisi rambut sambil nyanyi lagu Queen " We are the champion my frieeeend..."
![]() | |
Pos 9 yang ramai |
![]() | |
Nyari warung coto di puncak Gunung Bulusaraung |
![]() |
The Boys on de Top ^_^ |
![]() |
Efek negatif naik gunung dalam keadaan jomblo :p |
"Only
when you drink from the river of silence shall you indeed sing. And when you
have reached the mountain top, then you shall begin to climb. And when the
earth shall claim your limbs, then shall you truly dance".
Khalil
Gibran