Selasa, 07 April 2015

Jalan jalan cantik di kota Parepare



Akhir minggu kemarin, dikarenakan 7, 8, 9 dan halangan lainnya, rencana yg sudah jauh jauh hari direncanakan untuk ngecamp di kawasan hutan bengo bengo UH terpaksa dibatalkan. Hiks...
Oke baik, sabar ya.. di kesempatan lain mungkin bisa kesampain *lap air mata pakai tissue toilet*.


Alhasil karena hal ini,  rencana kami pun  dialihkan ke plan B. Kita tetap bergerak, bergeser kurang lebih 155 km dari arah kota Makassar, menuju ke kota Parepare...Yeyy .


Dengar ada yang sebut Parepare, yang ada di pikiran kita pertama kali adalah.... ???  Emmm.. ummm bisik manja malu malu, emmm “ Cakar “ hahahha… (iya, iya ditau.. yg sering berburu di akhir pekan,  xixixixi :D) .

 Yahh tidak salah lagi kota Parepare ini selain dikenal sebagai kota kelahiran ex Presiden kita  BJ Habibie, sebagai kota dagang, kota transit dan kota pelabuhan,  tidak dapat dipungkiri kota ini juga terkenal dengan wisata belanjanya yakni  berburu cakar atau pakain bekas yang layak pakai.  
Kegiatan ini konon menjadi  andalan daya tarik kota ini.
Nah dengan pertimbangan alasan yang sangat PENTING itu , ane & friend in crime ane,  si monk2 pun mengalihkan tujuan kami ke sini.

Akhirnya, di Sabtu siang sepulang kantor  dengan setengah lari larian seperti adegan banci di kejar Satpol PP   kami  pun  berangkat mengejar bis damri yang menuju Parepare.  Tempat ngetemnya bis ini  di terminal Todopuli, khusus hanya untuk damri tujuan Parepare.  Harga tiket Makasar - Parepare saat itu Rp 45 ribu rupiah, dengan kondisi bis yang cukup lumayan, rating 6 sesuailah dengan harganya yg murmer.  Pukul 01.30 bis pun meluncur dengan sangat leletnya karena ternyata kondisi jalanan yang maceet parah. Fuhhh.....

Bis damri ini berhenti 2 kali, yang pertama di terminal daya buat ngangkut tambahan penumpang lagi dan selanjutnya di tengah perjalanan di warung kecil buat istirahat sejenak penumpang & supir mobil. Warung ini menjual burasa dan telur asin yang uenak, emm rasa santan burasnya berasa dahh belum lagi dimakannya dengan telur asin hangat hangat,, wesss, ma'nyus..

Perjalanan kali itu memakan waktu kurang lebih 5 jam. Alhasil kami pun tiba di Parepare sekitar pukul setengah 7 malam. Menggunakan becak kami di antar menuju hotel sederhana yang berlokasi dipusat kota *emm tepatnya dekat lapak kios cakar, hahahahha.
Nama hotelnya “LOTUS”  dengan tarif per malam  Rp 230.000 untuk level superior yang dilengkapi  Ac, TV flat, kamar mandi shower dan air panas, yahh standarlah buat hotel kelas melati yang pas di kantong musafir :p

Lotus Hotel di tengah kota
Suasana kamar hotel yang hancur sehancur penghuninya :p

Nah pertanyaannya, apa saja sih yang bisa diliat di kota Parepare ini ?  oke ini dia...


 Setelah check in kamar, malam itu kami langsung keluar jalan jalan menikmati kota ini sambil  mencari makan malam yang enak, porsi besar tapi ga nguras kantong.. 

Gambar buram, ga fokus udah lapar
Makan malam di buka dengan udang asam manis. + mie goreng  di restoran peranakan cina dengan harga  yang lumayan murah,  porsi jumbo dan rasa nendang. Harga udang seporsi Rp 60.000 + mie goreng Rp 25.000 (rasa sangat direkomendasikan).


 Pagi pagi benar kami sudah bangun. Tujuannya ke pantai di pusat kota.
Seperti halnya pantai Losari di Makassar, pantai ini juga dijadikan tempat mejeng warga disini terutama saat weekend. Minggu pagi kami jalan jalan kesini, buat makan bubur ayam plus songkolo, yummy…
Walaupun kondisi airnya yang hitam keruh, tapi banyak juga anak anak yang berenang dipantai ini,. Tidak disarankan untuk  snorkeling di pantai ini ya,, ntar bukannya ketemu  ikan nemo dan karang, yang ada malah ketemu Jin abu gosok lagi :p .


 Pantai  Parepare yang ramai
Penjual putu ketan di pinggir pantai
 
Jalan jalan pagi ditutup dengan semangkok bubur ayam



Oh ya, waktu kesini kami juga sempet search di Google mengenai tempat wisata di Parepare. Dan muncullah nama hutan Jompie. Kawasan Hutan Kota Jompie ini terletak di Kelurahan Bukit Harapan, Kecamatan Soreang.  Sayangnya waktu kami kesana , kawasan hutan dan kolamnya udah tutup,   jadi yaaa pulang..  :(


Hutan  Jompie



Saat kami disana, warga Parepare juga sedang dilanda demam.
Demam??   Iya demam.
Demam apa??
Demam  batu akik…
Hampir sepanjang jalan di tengah kota yang dilihat hanya pedagang, pengikis dan pembeli batu cincin ini.   Uhh .. jadi mabok ane liatnya.



Mabok batu rek'..









Secara umum kondisi kota ini menyenangkan, lumayan bersih, ga terlalu bising. Jadi walaupun matahari lumayan terik,  kami berdua tetap asoy jalan jalan keliling kota sampai kepala pusing


 
Mesjid Kota Pare
Kuil yang dipenuhi balon warna warni
 
Monumen 40ribu jiwa

Musim duren rek'..
Walaupun panas tetap semangat karena pemandangan ini
 
Jalanan siang yang lengang
 


 
Singgah dulu makan cendol

Sore hari ditutup dengan "sariwangi"
Pasar senggol "cakar" saat malam
Oh ya soal cakar ini, lumayan buat kecewa. Ternyata cakarnya ga sebanyak, semurah yang diperkirakan awal. Jauh dari ekspektasi.
Konon hal ini dikarenakan mewabahnya pakaian-pakaian yang juga murah dan berkualitas serta mengikuti trend sehingga pakaian cakar seakan telah menjadi nomer dua dalam hal pakaian yang merakyat.
Ahhhh sekali lagi,   kecewa …







1 komentar:

  1. 8kv games with high quality 720p quality soundtracks in 2021
    8kv is a youtube converter great emulator to play games on your pc, mac and android mobile. The audio from the music app is good.

    BalasHapus